Duel Sengit Chung Myung dan Tang Woe: Antara Ego dan Strategi

Dalam bab yang menegangkan ini, Yu Yiseol dari Gunung Hua telah berhasil mengalahkan Tang Hak dari Keluarga Tang dalam pertarungan bersejarah. Momen kekalahan Tang Hak, seorang ahli dari keluarga yang ketat mengikuti aturan patriarki, menimbulkan keterkejutan besar, terutama karena Yu Yiseol adalah seorang perempuan. Kekalahan Tang Hak membuat keluarganya terpukul, terlebih bagi Tang Soso, yang merasa tersentuh melihat seorang perempuan berhasil melampaui batasan yang selama ini tak terpikirkan.

Namun, tak lama setelah kemenangan itu, Chung Myung, karakter sentral Gunung Hua, muncul di panggung, mengkritik Keluarga Tang yang kurang memahami kekuatan dan batas kemampuan mereka. Ia menyindir bahwa ketidakmampuan keluarga Tang untuk mengakui kelemahan justru mempermalukan mereka di depan umum. Melihat bahwa tidak ada yang dapat menjawab tantangannya, Chung Myung mengarahkan perhatian pada Tang Woe, tetua keluarga yang ngotot memulai pertarungan ini.

Kalimat mengkritik dari Chung Myung

  1. “Kamu lemah, jadi kamu tidak tahu seberapa kuat lawanmu.”
    Dengan kata-kata ini, Chung Myung tidak hanya meremehkan kemampuan Tang Woe tetapi juga menyatakan bahwa kelemahan keluarga Tang bukanlah soal kekuatan fisik semata. Mereka tidak mampu menilai kemampuan lawan secara objektif karena terjebak dalam kesombongan yang disebabkan oleh tradisi mereka sendiri.
  2. “Aku mendengarkan kalian yang tua, tapi kalian justru menjadi beban bagi keluarga.”
    Chung Myung menunjukkan bahwa usia bukanlah jaminan kebijaksanaan. Meskipun Tang Woe dan para tetua memegang kekuasaan dan hak untuk memberikan nasihat, mereka justru menjadi penghalang bagi perkembangan keluarga. Kalimat ini menyentuh masalah yang lebih besar dalam keluarga Tang, yaitu ketidakmampuan untuk melihat perubahan zaman dan menerima hal-hal baru.
  3. “Jika kau ingin menggunakan racun, ada satu syarat.”
    Racun adalah senjata khas keluarga Tang, dan penggunaan racun menjadi bagian dari kekuatan mereka. Namun, dengan membuat syarat tertentu untuk penggunaan racun, Chung Myung menunjukkan keberanian dan kecerdasannya. Ia tidak gentar menghadapi kekuatan racun dan siap menghadapi segala risiko.
  4. “Jika aku menang, maka dewan tetua harus dibubarkan.”
    Kalimat ini menjadi puncak dari tekad Chung Myung untuk mengakhiri pengaruh buruk para tetua yang hanya menghambat kemajuan keluarga. Ia mengajukan syarat berani ini untuk menunjukkan bahwa kekuatan sejati ada pada kebijaksanaan dan kemampuan, bukan semata status atau tradisi yang kolot.

Kata-kata sinis Chung Myung menyulut amarah Tang Woe. Mereka pun saling menantang dalam sebuah duel. Namun, pertarungan ini tidak sekadar duel biasa; Chung Myung menetapkan sebuah taruhan. Jika Tang Woe menang, Gunung Hua akan mundur dan tidak akan campur tangan lagi dalam urusan Keluarga Tang. Sebaliknya, jika Chung Myung menang, ia menuntut agar dewan tetua Keluarga Tang dibubarkan, memberi kebebasan kepada sang kepala keluarga tanpa campur tangan para penasihat. Taruhan ini menunjukkan tekad Chung Myung untuk mengguncang tatanan konservatif Keluarga Tang dan membuka jalan baru bagi mereka.

Recommendations

Dalam One Punch Man, misi yang dikerjakan oleh pahlawan Blast menjadi salah satu elemen kunci yang melibatkan Saitama dalam alur cerita yang mendebarkan. Misi ini tidak hanya menambah kedalaman pada…

Pada potongan panel diawal Chapter, dapat dilihat keunggulan yang sudah memihak kepada Cheon Yeo-Woon. Dimana Yeon Bosu sebagai dari perwakilan aliansi murim telah kehilangan tangan kanannya akibat meremehkan MC kita…

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *